PRESENTASI
PENGOLAHAN
KAYU SEBAGAI
TEKNOLOGI
BAHAN KONSTRUKSI (TBK)
DI
SUSUN OLEH:
EKO
SARIYANTO (12301010036)
FITRIANI
(12301010037)
JUMAYDAH
(12301010038)
JURUSAN
TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
BORNEO TARAKAN
2013/2014
A. KAYU
SEBAGAI TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI
Kayu
adalah suatu bahan yang dihasilkan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan
mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan
kemajuan teknologi. Kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan hidup di alam yang jenis
pohonnya mempunyai batang berupa kayu.
Beberapa
komponen konstruksi bangunan perumahan yang dapat menggunakan kayu gergajian
sebagai bahan, antara lain :
- Tiang pancang pada tanah di bawah muka air atau tanah terkena pengaruh air asin.
- Tiang pancang pada tanah di atas muka air dan kayu harus diawetkan secara khusus.
- Rangka, gording, usuk (kaso), tiang, balok, papan, kuda-kuda, balok plafon atau reng.
- Papan cucuran, papan lis atau papan atap lainnya.
- Kusen pintu dan jendela, daun pintu dan jendela, ambang atau bentuk sambungan lainnya.
- Konstruksi tangga (pegangan dan injakan tangga).
- Lantai biasa
- Lantai keras
- Papan dinding
- Kayu profil (moulding)
B. JENIS
DAN SIFAT KAYU
B.1 Jenis-Jenis Kayu
Jenis-jenis kayu dibedakan berdasarkan jenis jenis
pohon, dan jenis pohon dapat dibedakan atas dua golongan besar, yaitu Pohon Daun
Lebar dan Pohon Daun Jarum.
B.1.1
Pohon Daun Lebar.
Ciri-cirinya pohon berdaun lebar:
1).
Umumnya bentuk daun lebar.
2).
Tajuk besar dan membundar.
3).
Menggugurkan daun.
4).
Pertumbuhan lambat.
5).
Umumnya batang tidak lurus dan berbonggol.
6).
Umumnya memiliki kayu lebih keras.
7).
Struktur lebih lengkap
8).
Memiliki pori-pori.
- Sel
kayu pohon berdaun lebar
a.
Pori (sel pembuluh) adalah suatu sel yang berbentuk tabung, saling berhubungan secara
vertikal, berfungsi sebagai pengantar masuknya cairan bahan makanan dari tanah
ke daun. Pada penampang lintang kayu, pori terliahat berbentuk lubang kecil yang
bisa dilihat dengan mata telanjang.
b.
Paresima adalah sel yang berbentuk seperti batu bata dengan dinding sel yang
tipis. Sel Paresima didalam kayu gubal masih hidup sedangkan pada kayu teras
tidak berfungsi lagi. Didalam kayu sel paresima membentuk untaian-untaian
vertikal.
c.
Jari-jari merupakan jaringan-jaringan yang terdiri dari sel-sel yang bersifat
parensima.
B.1.2 Pohon Daun
Jarum
Ciri-cirinya pohon berdaun jarum:
1.
Umumnya bentuk daun seperti jarum
2.
Tajuk berbentuk kerucut.
3.
Tidak menggugurkan daun kecuali beberapa jenis pohon saja.
4.
Tidak memiliki pori melainkan sel Trakeida, yaitu sel-sel yang berbentuk panjang
dengan ujung-ujung meruncing.
5.
Struktur sederhana.
- Sel
kayu :
a.
Memiliki Trakeida yang merupakan bagian terbesar dari kayu yang berfungsi untuk
mengangkut bahan makanan.
b.
Paresima serupa dengan kayu daun lebar hanya susunannya lebih sedikit.
c.
Kantong damar berada dalam riap tumbuh, atau diantara riap tumbuh, berupa
ronggarongga berisi zat damar yang padat dan encer.
B.2. Sifat-sifat kayu
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat
yang berbeda-beda. Bahkan kayu berasal dari satu pohon memiliki sifat agak
berbeda jika dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya. Dalam hubungan itu maka
ada baiknya jika sifat-sifat kayu tersebut diketahui lebih dahulu sebelum kayu
dipergunakan sebagai bahan konstruksi. Sifat yang dimaksud adalah yang
berhubungan dengan sifat-sifat anatomi kayu, sifat-sifat fisik, sifat-sifat
mekanik dan sifatsifat kimianya.
B.2.1
Sifat-sifat Fisik Kayu
Yang dimaksud dengan sifat-sifat fisik kayu adalah :
a.
Berat jenis.
Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat
kayu, oleh karenanya untuk jenis kayu yang berbeda mempunyai berat jenis yang
berbeda pula. Semakin tinggi berat jenis kayu itu, umumnya akan semakin tinggi
kekuatannya dan sebaliknya semakin kecil berat jenis kayu akan berkurang pula
kekuatannya. Berat jenis ditentukan antara lain oleh tebal dinding sel,
kecilnya rongga sel yang membentuk pori-pori. Berat jenis diperoleh dari
perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume air pada
suhu standar . Umumnya berat jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu
kering udara dan volume kayu pada posisi kadar air tersebut.
b.
Keawetan Alami Kayu.
Yang dimaksud dengan keawetan alami ialah ketahanan kayu
terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu, seperti jamur, rayap, bubuk
dan lain-lain yang diukur dalam jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut
disebabkan oleh adanya suatu zat didalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan
sebagian unsur racun bagi perusak kayu, misalnya kayu jati memiliki
tectoquinon, kayu ulin memiliki silika, dan lain-lain. Zat ekstraktif pada kayu
mulai terbentuk disaat kayu gubal berubah menjadi kayu teras. Oleh karena itu
kayu teras pada semua jenis umumnya lebih awet dibandingkan dengan kayu
gubalnya, selain itu kayu gubal sel-selnya masih hidup dan sebagai tempat
cadangan bahan makanan serta kayunya lunak, sehingga lebih mudah bagi serangga
perusak kayu unutk menembus dan merusak kayu tersebut.
c.
Warna Kayu.
Ada beraneka macam, antara lain warna kuning,
keputih-putihan, coklat muda, coklat tua, kehitam-hitaman, kemerah-merahan dan
lain-lain. Hal ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda. Warna suatu jenis kayu dipengaruhi oleh faktor-faktor: umur
pohon, tempat didalam batang, kelembaban udara. Kayu teras umumnya memliki
warna yang lebih jelas atau lebih gelap daripada warna bagian kayu yang ada
disebelah luar kayu teras, yaitu kayu gubal. Kayu pohon yang lebih tua warnanya
lebih gelap dari kayu pohon yang lebih muda dari jenis yang sama. Kayu yang
kering berbeda pula warnanya dari kayu yang basah, demikian pula kayu yang lama
berada diluar dapat lebih gelap daripada kayu yang segar dan kering udara.
d.
Higroskopik
Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu dapat menyerap
atau melepaskan air bergantung dari kelembaban udara. Kelembaban kayu sangat
dipengaruhi oleh suhu udara pada kondisi tertentu, semakin lembab udara
disekitarnya akan makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan
dengan lingkungannya. Kandungan air pada kayu kondisi tersebut dinamakan
kandungan air kesetimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content). Dengan
masuknya air ke dalam kayu pada kondisi itu, maka akan menambah berat kayu.
e.
Kekerasan
Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan
kayu dan berat kayu. Kayu-kayu yang berat, pada umumnya termasuk kayu-kayu yang
keras, sebaliknya kayu yang ringan pada umumnya termasuk kayu yang lunak.
Kekerasan kayu ini dapat ditentukan dengan cara memotong kayu tersebut dalam
arah melintang dan serta menilai kesan adanya perlawanan dari kayu itu tersebut
serta kilapnya bidang potongan yang dihasilkan.
B.2.2
Sifat Mekanik Kayu
Sifat mekanik ialah kemampuan kayu untuk menahan beban
luar yang berupa gaya-gaya di luar benda yang mempunyai kecenderungan mengubah
bentuk dan dimensi benda.
Sifat-sifat
mekanik ini adalah :
a.
Kekuatan tarik
Kekuatan tarik merupakan kekuatan kayu untuk menahan
gaya-gaya yang berusahan menarik kayu, baik ke arah sejajar serat maupun tegak
lurus serat. Kekuatan tarik kayu sejajar serat lebih kuat dari kekuatan tarik
ke arah tegak lurus serat.
b.
Kekuatan tekan
Kekuatan tekan merupakan kekuatan kayu untuk menahan
gaya-gaya yang berusahan menekan kayu, baik ke arah sejajar serat maupun tegak
lurus serat. Kekuatan tekan kayu sejajar serat lebih kuat dari kekuatan tekan
ke arah tegak lurus serat.
c.
Kekuatan geser
Yang dimaksud dengan kekuatan geser kayu adalah kekuatan
untuk menahan momen lentur. Terdapat tiga macam kekuatan geser yaitu sejajar
arah serat, tegak lurus arah serat dan geser miring, dimana kekuatan geser yang
tegak lurus arah serat mempunyai kekuatan yang paling besar dibandingkan yang
lainnya.
d.
Kekuatan lentur
Kekuatan lentur ialah kekuatan untuk menahan gaya-gaya
yang mengakibatkan terjadinya momen lentur pada kayu akibat beban yang bekerja.
Dalam hal ini dibedakan menjadi dua yaitu kekuatan lentur statik dan kekuatan
lentur kejut. Kekuatan lentur statik merupakan kekuatan yang dapat menahan
pembebanan secara perlahan-lahan dan kekuatan lentur kejut terhadap pembebanan
yang bersifat mendadak.
e.
Kekakuan
Kekakuan ialah suatu ukuran kekuatan dalam menahan
perubahan bentuk, yang umumnya dinyatakan dengan istilah modulus elastisitas
(E), sifat kekakuan ini akan mempengaruhi kemampuan kayu sebagai struktur dalam
menahan beban.
f.
Keuletan
Keuletan kayu dapat diartikan sebagai kemampuan kayu
untuk menerima sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap
kejutan-kejutan atau tegangantegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas
proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan
sebagian. Keuletan kebalikan dari kerapuhan kayu dalam arti bahwa kayu yang
ulet akan patah secara berangsur-angsur dan memberi suara peringatan tentang
kerusakannya. Sifat keuletan ini merupakan faktor yang penting untuk menentukan
kepastian suatu jenis kayu dalam kaitan dengan penggunaan di bagian struktur
tertentu.
g.
Kekerasan
Yang dimaksud dengan kekerasan kayu adalah suatu ukuran
kekuatan kayu dalam menahan gaya yang membuat lekukan dan takik pada kayu, juga
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menahan abrasi.
1.3.3.
Sifat Kimia
Komponen kimia di dalam kayu mempunyai arti yang
penting, karena akan menentukan penggolongan jenis kayu, di mana penggolongan
ini akan menentukan golongan dari kayu tersebut.
Pada umumnya komponen kimia kayu terdiri dari tiga unsur
:
a.
unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa
b.
unsur non karbohidrat terdiri dari lignin
c.
unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan (zat ekstraktif) Distribusi
komponen kimia tersebut dalam dinding sel kayu tidak merata. Kadar selulosa dan
hemiselulosa banyak terdapat dalam dinding sekunder, sedangkan lignin banyak
terdapat dalam dinding primerdan zat ekstraktif terdapat di luar dinding sel kayu.
1).
Selulosa
Selulosa adalah bahan kristalin untuk membangun
dinding-dinding sel. Bahan dasar selulosa adalah glukosa, gula bermartabat
enam. Molekul-molekul glukosa disambung menjadi molekul-molekul besar, panjang
dan berbentuk rantai dalam susunan menjadi selulosa.
2).
Lignin
Lignin merupakan bagian yang bukan karbohidrat, sebagai
persenyawaan kimia yang sangat sederhana, tidak berstruktur, bentuk amorf.
Dinding sel tersusun oleh suatu rangka molekul selulosa yang antara lain
terdapat lignin, di mana kedua bagian ini merupakan suatu kesatuan yang
menyebabkan dinding sel menjadi kuat. Kadar lignin
dalam
kayu gubal lebih tinggi daripada dalam kayu teras.
3).
Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah semacam selulosa berupa persenyawaan
dengan molekul-molekul besar yang bersifat karbohidrat. Hemiselulosa dapat
tersusun oleh gula yang bermartabat lima (disebut pentosan) atau gula
bermartabat enam (disebut hexosan). Zat-zat ini terdapat sebagai bahan
pembentuk dinding-dinding sel dan juga sebagai bahan zat cadangan.
4).
Zat ekstraktif
Zat ekstraktif tidak merupakan bagian struktur dinding
sel, tetapi terdapat dalam rongga sel. Zat ekstraktif memilik arti penting
dalam kayu karena :
-
Dapat mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau dan rasa suatu jenis kayu.
-
Dapat digunakan untuk mengenal suatu jenis kayu.
5).
Abu
Di samping persenyawaan-persenyawaan organik, di dalam
kayu masih ada beberapa zat organik yang disebut bagian-bagian abu. Kadar zat
ini bervariasi antara 0,2 – 1 % dari berat kayu.
C. FAKTOR-FAKTOR
PENGARUH PENGGUNAAN KAYU
Kerusakan
pada kayu terjadi karena tindakan-tindakan atau karena keadaan yang
mengakibatkan :
a.Kekuatan
kayu menurun
b.Harga
kayu menurun
c.Mutu
dan nilai pakai kayu berkurang atau kayu sama sekali tak terpakai.
-Faktor- faktor perusak kayu
Menurut
asalnya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
- Secara alam dari pohon itu sendiri selama proses tumbuh
- Yang berasal dari luar
Faktor
perusak yang datang dari luar dua pula macamnya, yaitu :
- Oleh makhluk hidup (biologis)
- Oleh bukan makhluk hidup (non biologis)
Ada
3 macam, yang diakibatkan oleh makhluk hidup yaitu :
1.Oleh serangga
1.Oleh serangga
2.Oleh
jamur/cendawan (fungi)
3.Oleh
cacing laut (marine borers)
Yang
diakibatkan oleh bukan makhluk hidup dibagi 3, yaitu :
1.Oleh faktor fisik, misalnya : udara, cahaya, air, panas, api dan lain sebagainya
1.Oleh faktor fisik, misalnya : udara, cahaya, air, panas, api dan lain sebagainya
2.Oleh
faktor mekanik, misalnya : pukulan, gesekan, tekanan dan lain sebagainya
3.Oleh
faktor kimia, misalnya : asam dan basa
Dalam memilih jenis kayu supaya cocok dengan penggunaannya diperlukan
beberapa pedoman yang memenuhi syarat teknis dan syarat eknomis. Memilih jenis
kayu merupakan faktor yang berpengaruh dalam penggunaan kayu.
A. FAKTOR KEAWETAN KAYU
Keawetan kayu adalah daya tahan suatu jenis kayu tertentu terhadap berbagai
faktor perusak kayu. Daya tahan kayu (Keawetan kayu) dipegaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
1. faktor biologis seperti
jamur, serangga (rayap dan bubuk kayu kering) dan beberapa jenis binatang
pemakan kayu,
2. faktor fisika seperti
kelembaban udara, sinar matahari, angin, air dan suhu sedangkan faktor kimia
seperti basa/alkali dengan pH > 11 dapat menurunkan kekuatan kayu tapi bila
pH < 11 justru dapat melindungi kayu dari serangan jamur, asam sendawa 5 %
pada konsentrasi dan suhu tinggi dapat merusak semua jenis kayu, asam
belerang konsentrasi 96 % dapat menyebabkan kayu jadi arang, untuk membantu
kayu dari asam maka dapat dilapisi oleh parafin, karet, aspal atau damar
buatan, garam pada umumnya hanya dapat menghisap kadar air kayu sehingga kayu
mengalami penyusutan,
3. faktor berat jenis kayu, umur pohon kayu
sebelum dipanen (dipabrikasi),
4. faktor pengaruh zat ekstraktif yang dikandung
kayu bersifat positif karena sebagai fungisida atau insektisida (zat
fenol, zat terpene, zat saponin, zat flavonoid dan zat tanin),
sedangkan faktor pengaruh zat tepung atau sejenis zat gula yang dikandung kayu
bersifat negatif karena kayu mudah diserang oleh binatang pemakan kayu,
5. faktor mekanis dan lain - lain.
B. FAKTOR KELAS KAYU
1. Kelas awet Kayu Terhadap Alam
Menurut sumber dari Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan RI, tahun 1996, bahwa;
NO.
|
KELAS
AWET KAYU PADA STRUKTUR KONSTRUKSI
|
KELAS
I
|
KELAS
II
|
KELAS
III
|
KELAS
IV
|
KELAS
V
|
1
|
Selalu berhubungan dengan tanah lembab
|
8
tahun
|
5
tahun
|
3
tahun
|
1 - 2
tahun
|
1 - 2
tahun
|
2
|
Hanya
terbuka terhadap angin dan iklim tetapi dilindungi terhadap pemasukan air dan
kelemasan
|
20
tahun
|
15
tahun
|
10
tahun
|
4 - 7
tahun
|
1 - 2
tahun
|
3
|
Dibawah
atap tidak berhubungan dengan tanah lembab dan dilindungi terhadap kelemasan
|
Lebih
50 tahun
|
Lebih
50 tahun
|
20 -
70 tahun
|
4 - 7
tahun
|
2 - 3
tahun
|
4
|
Dibawah
atap tidak berhubungan dengan tanah lembab dan dilindungi terhadap kelemasan
tetapi dipelihara yang baik, selalu dicat dan sebagainya
|
Lebih
50 tahun
|
Lebih
50 tahun
|
Lebih
50 tahun
|
20
tahun
|
20
tahun
|
5
|
Terkena
serangan oleh rayap
|
Ham-pir
Tidak ada
|
Jarang
|
Ku-rang
3 tahun
|
Ku-rang
2 tahun
|
Ku-rang
1 tahun
|
6
|
Terkena serangan oleh bubuk kayu kering
|
Ham-pir
Tidak ada
|
Tidak
ada
|
Jar-ang
|
Ku-rang
5 tahun
|
Ku-rang
1 tahun
|
1. Kelas Kuat Kayu
KELAS KUAT KAYU
|
BERAT
JENIS KERING UDARA dalam kg/cm2
|
KUKUH
LENTUR MUTLAK dalam kg/cm2
|
KUKUH TEKANAN MUTLAK dalam kg/cm2
|
I |
>
0.90
|
>
1100
|
>
650
|
II
|
0.90
- 0.60
|
1100
- 725
|
650 -
425
|
III
|
0.60
– 0.40
|
725 -
500
|
425 -
300
|
IV
|
0.40
– 0.30
|
500 -
360
|
300 -
215
|
V
|
<
0.30
|
<
360
|
<
215
|
Angka-angka tersebut di atas hanya berlaku di
daerah - daerah tropika, sedangkan di
daerah pegunungan dengan iklimnya yang lebih sejuk keawetan kayu lebih
tinggi. Pada umumnya dalam dunia international hanya dipergunakan 3 (tiga)
tingkat kelas awet: Kelas Awet DURABLE
(PRIMARY) WOODSPESIES, Kelas Awet
SEMIDURABLE (SECONDARY), Kelas Awet
GENERAL UTILITY
2. Kelas Kayu Pilihan
KELAS PILIHAN KAYU
|
PENGOLAHAN /
PENGERJAAN KAYU
|
VISUAL / TINGKAT
KERETAKAN KAYU
|
KEADAAN SUSUT /
MUAI KAYU
|
I
|
MUDAH
|
SEDIKIT
|
SEDIKIT
|
II
|
SEDANG
|
SEDANG
|
SEDANG
|
III
|
SUKAR
|
BESAR/KUAT
|
BESAR/KUAT
|
D. CARA
PENGERINGAN DAN PENGAWETAN KAYU
D.1
Metode Pengeringan kayu
Secara
umum ada 2 metode dalam pengeringan kayu yakni: Metode pengeringan secara alami
dan metode pengeringan buatan/kiln drying (Dodong Budianto,1996).
D.1.1 Metode Pengeringan Kayu Secara Alami
Metode
pengeringan kayu secara alami adalah suatu metode pengeringan dimana
unsur–unsur alam memegang peranan penting. Unsur unsur tersebut meliputi panas
yang berasal dari matahari, sirkulasi udara, dan kelembapan relatif udara.
-Keuntungan;
·
Keuntungan pengeringan secara alami adalah tidak
memerlukan biaya dan peralatan yang mahal.
·
Hasil pengeringan secara alami mengalami cacat
retak dan pecah yang lebih sedikit.
·
Pelaksanaannya lebih mudah, tanpa memerlukan
tenaga ahli
·
Pengeringan dengan tenaga alam/udara (matahari)
·
Kapasitas dan sortimen (ukuran) kayu tidak
terbatas
Kelemahan:
·
Waktu yang diperlukan cukup lama (tergantung
cuaca)
·
Memerlukan areal/lapangan yang cukup luas
·
Memerlukan persediaan kayu lebih banyak
cacat-cacat yang timbul sulit diperbaiki
kembali
·
Kadar air akhir umumnya masih cukup tinggi
D.1.2 Metode Pengeringan Buatan (Kiln
drying):
Pengeringan
ini merupakan lanjutan hasil perkembangan pengeringan udara. Dengan kemajuan
dan perkembangan teknologi modern, meningkatnya permintaan akan kayu
berkualitas tinggi, maka timbul usaha pengeringan buatan antara lain dengan
tungku tenaga listrik, gas, limbah kayu, batu bara, dll.
-Keuntungan:
·
Waktu pengeringan sangat singkat
·
Kadar air akhir dapat diatur sesuai dengan
keinginan, disesuaikan dengan tujuan penggunaan kelembaban udara (RH),
temperatur dan sirkulasi udara dapat diatur sesuai dengan jadwal pengeringan
·
Terjadinya cacat kayu dapat dihindari dan
beberapa jenis kayu dapat diperbaiki
·
Kontinuitas produksi tidak terganggu dan tidak
diperlukan persediaan kayu yang banyak
·
Tidak membutuhkan tempat yang luas
·
Kualitas hasil jauh lebih baik.
-Kelemahan:
·
Memerlukan investasi/modal yang besar
·
Memerlukan tenaga ahli pengalaman
·
Sortimen (ukuran) kayu yang akan dikeringkan
tertent
·
Bentuk busur (bowing): perubahan bentuk
melengkung pada arah memanjang kayu
·
Menggelinjang (twist)
·
Perubahan bentuk penampang kayu (diamonding)
D.2 Metode
pengawetan kayu
Ialah daya tahan kayu terhadap serangan-serangan
serangga dan cendawan. Pada beberapa jenis kayu tahan terhadap serangan
tersebut, akan tetapi banyak jenis kayu yang tidak tahan sehingga bila dipakai
untuk bangunan tidak akan tahan lama. untuk jenis kayu yang terakhir ini
biasanya dilalukan dengan proses pengawetan.
-Tujuan pengawetan kayu:
a. Agar bangunan tahan lama
b. Agar kayu tidak lekas lapuk
c. Agar kayu kurang tahan awet dapat dipakai
-Pengawetan biasanya dilakukan dengan cara:
a. Dilir
b. Diarangkan
c. Dicat
d. Direndam dalam air
e. Dimasuki zat pengawet
a. Agar bangunan tahan lama
b. Agar kayu tidak lekas lapuk
c. Agar kayu kurang tahan awet dapat dipakai
-Pengawetan biasanya dilakukan dengan cara:
a. Dilir
b. Diarangkan
c. Dicat
d. Direndam dalam air
e. Dimasuki zat pengawet
Pada
cara pengawetan dengan memasukkan zat pengawet maka syarat-syarat zat pengawet
itu yaitu:
a. Mudah dimasukkan ke dalam kayu
b. Beracun tetapi tidak bebahaya terhadap manusia
c. Permanen, tidak lentur, tidak menguap kena panas
d. Tidak beraksi terhadap zat kayunya
e. Tidak mudah terbakar
f. Cepat kering dan mudah dicat
a. Mudah dimasukkan ke dalam kayu
b. Beracun tetapi tidak bebahaya terhadap manusia
c. Permanen, tidak lentur, tidak menguap kena panas
d. Tidak beraksi terhadap zat kayunya
e. Tidak mudah terbakar
f. Cepat kering dan mudah dicat
E. TEKNIK
DAN HAL-HAL DALAM PENYAMBUNGAN KAYU
E.1.1 Pengertian Sambungan
Dan Hubungan Kayu
Panjang kayu yang ada di pasaran
sangatlah terbatas sedangkan dalam suatu konstruksi membutuhkan kayu yang cukup
panjang. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut adanya penyambungan.
Sambungan
kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling disambungkan satu sama lain
sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang. Sambungan dapat berupa batang
mendatar maupun tegak. Sambungan panjang mendatar digunakan untuk menyambung
balok gording, balok tembok, balok bubungan dan sebagainya. Sedangkan sambunga
tegak lurus digunakan untuk menyambung tiang-tiang penyangga.
Hubungan
kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling dihubungkan satu sama lain
pada satu titik tertentu sehingga satu benda atau bagian konstruksi.
E.1.2
Macam-macam hubungan kayu
Berdasarkan cara penyambungan secara
garis besarnya hubungan kayu di bagi atas tiga macam yaitu:
1.
Sambungan kayu memanjang
Sambungan kayu kearah memanjang
terdiri dari :
a.
Sambungan bibir lurus dada tegak,
b. Sambungan
bibir lurus dada miring,
c. Sambungan bibir lurus mulut
ikan ,
d. Sambungan
bibir lurus berkait,
e. Sambungan
bibir miring tanpa kait dada tegak,
f. Sambungan
bibir miring tanpa kait dada serong,
g. Sambungan
bibir miring berkait,
h. Sambungan
memanjang tegak ½ tebal kayu,
i. Sambungan
memanjang tegak 1/3 tebal
kayu,
j. Sambungan
memanjang tegak bentuk tirus,
k. Sambungan
memanjang tegak pen silang,
l. Sambungan
memanjang tegak dengan mulut ikan.
E.1.2.2
Sambungan kayu melebar
Sambungan ini digunakan untuk lantai,
dinding, pintu klam dan sebagainya. Bentuk dan macam-macam sambungan kayu
melebar adalah sebagai berikut:
a. Sambungan
dengan alur dan lidah,
b. Sambungan
dengan alur dan lidah lepas,
c.
Sambungan dengan alur dan lidah dengan sponning,
d.
Sambungan dengan alur dan lidah dengan tutup celah,
e.
Sambungan dengan alur dan lidah dengan profil,
f.
Sambungan dengan alur dan lidah miring dengan pemakuan terbenam.
3. Sambungan kayu menyudut
Sambungan kayu menyudut atau yang sering kali disebut dengan hubungan kayu
banyak digunakan pada pembuatan konstruksi kusen pintu, kusen jendela, daun
pintu, daun jendela, rangka atap, tangga, lantai maupun untuk sudut kotak
(peti). Bentuk konstruksi yang digunakan dapat bermacam-macam.
A. Hubungan kayu dengan setengah tebal kayu
A.1 Coakan setengah
tebal kepala terbuka
A.2 Coakan setengah
tebal kepala tertutup
A.3 Coakan setengah
tebal dengan verstek 45°
B. Hubungan kayu dengan ekor burung
B.1 Hubungan ekor burung
terbuka tembus
B.2 Hubungan ekor burung terbuka
tidak tembus
B.3 Hubungan ekor burung
tertutup
B.4 Hubungan ekor burung
tertutup tidak rata sisinya.
C. Hubungan dengan pen dan lobang
C.1 Hubungan pen dan lobang
terbuka
C.2 Hubungan pen dan lobang
terbuka dengan gigi,
C.3 Hubungan pen dan lobang
tembus
C.4 Hubungan pen dan lobang
dengan spatpen
C.5 Hubungan pen dan lobang
dengan spatpen + sponing
C.6 Hubungan pen dan lobang
dengan spatpen + lis dan alur
C.7 Hubungan pen dan lobang
dengan gigi tegak
C.8 Hubungan pen dan lobang
dengan gigi garis bagi
C.9 Hubungan pen dan lobang
dengan gigi tumit
C.10 Hubungan pen dan lobang
dengan gigi dobel (ganda)
D. Sambungan sudut rangka kuda-kuda
D.1 Sambungan Batang Tarik dengan
Kaki Kuda-kuda
D.2 Sambungan Kaki Kuda-kuda dengan Sekur
D.3 Sambungan Kaki Kuda-kuda dengan Tiang Penggantung
D.4 Sambungan antara Balok Tarik, Tiang Penggantung dengan Sekur
F. SPESIFIKASI
TEKNIS KAYU
- Berat dan Berat Jenis
Berat suatu
kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu
mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu
balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin
berat dan semakin kuat pula.
- Keawetan
Keawetan
adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar
seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat
ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat
ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras
sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
- Warna
Kayu yang
beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda.
- Tekstur
Tekstur
adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan
kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang
(contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas,
meranti dll).
- Arah Serat
Arah serat
adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat
dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin
dan serat diagonal (serat miring).
- Kesan Raba
Kesan raba
adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, l
icin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda
tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
- Bau dan Rasa
Bau dan rasa
kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis
kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut,
sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang
(kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
- Nilai Dekoratif
Gambar kayu
tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemuncula n
riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu
jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
- Higroskopis
Kayu
mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara
disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan
dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban
udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium
Moisture Content).
- Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
- Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
- Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
- Daya Hantar Panas
Sifat daya
hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat
barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
- Daya Hantar Listrik
- Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
Jammy O'Sullivan's $500K Casino Bonus (NOW LIVE) - KJR
BalasHapusThe Jammy 진주 출장마사지 O'Sullivan Casino Hotel and Spa will 의왕 출장마사지 be operated by Bally's Las Vegas. This is only 익산 출장안마 the first $100,000 in 울산광역 출장샵 casino 제주 출장마사지 bonus money that can be