Minggu, 30 Juli 2017

Tanah

A.    LATAR BELAKANG

Tanah dasar merupakan pondasi bagi perkerasan baik perkerasan yang terdapat pada alur lalu-lintas maupun bahu. Dengan demikian tanah dasar merupakan konstruksi terakhir yang menerima beban kendaraan yang disalurkan oleh perkerasan. Pada kasus yang sederhana tanah dasar dapat terdiri atas tanah asli tanpa perlakuan sedangkan pada kasus lain yang lebih umum, tanah dasar terdiri atas tanah asli pada galian atau bagian atas timbunan yang dipadatkan.
Tanah dasar sebagai pondasi perkerasan disamping harus mempunyai kekuatan atau daya dukung terhadap beban kendaraan, maka tanah dasar juga harus mempunyai stabilitas volume akibat pengaruh lingkungan terutama air. Tanah dasar yang mempunyai kekuatan dan stabilitas volume yang rendah akan mengakibatkan perkerasan mudah mengalami deformasi dan retak. Perkerasan yang dibangun pada tanah dasar yang lemah dan mudah dipengaruh lingkungan akan mempunyai umur pelayanan yang pendek.Sebagai prasarana transportasi darat, perkerasan harus mempunyai permukaan yang selalu rata dan kesat, agar para pengguna jalan dapat merasa nyaman dan aman (safe). Karena dibangun pada tanah dasar, maka kinerja perkerasan akan sangat dipengaruhi oleh mutu tanah dasar. Dengan dituntutnya perkerasan yang harus selalu mempunyai permukaan yang rata, maka persyaratan utama yang harus dipenuhi tanah dasar adalah tidak mudah mengalami perubahan bentuk. Tanah dasar yang mengalami perubahan bentuk, baik akibat beban lalu-lintas maupun cuaca, akan mengakibatkan perkerasan mengaiami kerusakan seperti bergelombang, alur dan terjadi penurunan .

Selain itu Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersedimentasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat)disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.Pada umumnya tanah dapat disebut sebagai kerikil, pasir, lanau atau lempung, tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan.Tanah bangunan sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil, disamping itutanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan.Karena itu penting bagi seorang ahli teknik sipil untuk memperoleh pengetahuan yang memadai dan memahami kondisi alam serta sifat tanah yang digunakan untuk bangunan.

1.1  Pengertian Tanah
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersedimentasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat)disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.Pada umumnya tanah dapat disebut sebagai kerikil, pasir, lanau atau lempung, tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan.Tanah bangunan sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil, disamping itutanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan.Karena itu penting bagi seorang ahli teknik sipil untuk memperoleh pengetahuan yang memadai dan memahami kondisi alam serta sifat tanah yang digunakan untuk bangunan.
Tanah merupakan bagian yang penting untuk berdirinya suatu bangunan, jalan raya,atau struktur lain yang berhubungan dengan ketekniksipilan. Sering kali suatu konstruksi mengalami kerusakan karena permasalahan yang terjadi pada tanah. Permasalahan ini tidak hanya terbatas pada penurunan saja tetapi mencakup secara menyeluruh, misalnya adanya pengembangan tanah, Ketidakstabilan dll. Oleh karena itu, analisa tentang tanah sangat dibutuhkan untuk mengetahui jenis tanah yang ada di lapangan dan akan dijadikan acuan untuk perbaikan struktur bawah jalan.
Kondisi tanah dasar yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas konstruksi diatasnya. Terutama pada konstruksi jalan yang notabene dengan lalu lintas kendaraan setiap hari. Tentunya hal ini membutuhkan sebuah konstruksi yang bisa menyokong beban yang ada diatasnya. Pada proyek akhir ini di beberapa ruas jalan mengalami kerusakan yang diakibatkan adannya daya dukung tanah dasar yang kurang baik. Sehingga konstruksi jalan menjadi cepat rusak dan menjadikan jalan tidak nyaman untuk digunakan sebagai sarana transportasi.Apabila terjadi kerusakan pada jalan maka kita harus memperbaikinya dan merawatnya.

1.2  Kerusakan – Kerusakan Permukaan Jalan
Faktor kerusakan jalan sangat beragam, seperti faktor kerusakan konstruksi lain pada umunya. Secara teori jalan rusak karena beban. Kerusakan jalan agak berbeda dengan kerusakan bangunan sipil lainnya, seperti jembatan. Pada jembatan, misalnya, jika dibebankan dengan beban yang lebih besar dari batas maksimum, maka jembatan akan langsung ambruk. Pada jalan, kerusakan disebabkan repetisi atau pengulangan beban. Artinya beban kendaraan berat sekali lewat mungkin tidak akan menyebabkan kerusakan jalan. Tetapi jika terus menerus jalan akan mengalami kerusakan. Artinya kerusakan jalan adalah disebabkan “kelelahan” akibat beban berulang.
Hampir semua jalan menggunakan campuran agregat batu pecah dan aspal. Musuh utama aspal adalah air, karena air bisa melonggarkan ikatan antara agregat dengan aspal.Kerusakan yang umum terjadi di jalan-jalan kota adalah adanya air yang menggenangi permukaan jalan. Pada saat ikatan aspal dan agregat longgar karena air, kendaraan yang lewat akan memberi beban yang akan merusak ikatan tersebut dan permukaan jalan pada akhirnya.Tipikal kerusakan karena pengaruh air adalah lubang. Sekali lubang terbentuk maka air akan tertampung di dalamnya sehingga dalam hitungan minggu lubang yang semula akan membesar dengan cepat. Itulah sebabnya kerusakan jalan sering dikatakan bersifat eksponensial.
Tipikal kerusakan karena pengaruh air adalah lubang. Sekali lubang terbentuk maka air akan tertampung di dalamnya sehingga dalam hitungan minggu lubang yang semula akan membesar dengan cepat. Itulah sebabnya kerusakan jalan sering dikatakan bersifat eksponensial.Ketika ikatannya longgarpun, sebenarnya tidak masalah kalau tidak ada beban.Namun, ketika ikatannya longgar lalu ada kendaraan lewat, inilah yang mengawali kerusakan.Awalnya muncul lubang kecil, kecil tadi semakin membesar. Hubungan kerusakan jalan terhadap waktu terjadi secara eksponensial. Sebenarnya, ketika jalan didesain, ia harus kuat terhadap beban lalu lintas. Umur rencana 5 tahun umumnya diterapkan untuk jalan baru. Jalan yang rusak karena beban biasanya bercirikan retak dan kadang disertai dengan ambles.
Tanah merupakan bagian yang penting untuk berdirinya suatu bangunan, jalan raya,atau struktur lain yang berhubungan dengan ketekniksipilan. Sering kali suatu konstruksi mengalami kerusakan karena permasalahan yang terjadi pada tanah. Permasalahan ini tidak hanya terbatas pada penurunan saja tetapi mencakup secara menyeluruh, misalnya adanya pengembangan tanah, Ketidakstabilan dll. Oleh karena itu, analisa tentang tanah sangat dibutuhkan untuk mengetahui jenis tanah yang ada di lapangan dan akan dijadikan acuan untuk perbaikan struktur bawah jalan
Penanganan kontruksi perkerasan apakah itu bersifat pemeliharaan, penunjang, peningkatan, ataupun rehabilitasi dapat dilakukan dengan baik setelah kerusakan-kerusakan yang timbul pada perkerasan tersebut dievaluasi mengenai penyebab dan akibat mengenai kerusakan tersebut.Besarnya pengaruh suatu kerusakan dan langkah penanganan selanjutnya sangat tergantung dari evaluasi yang dilakukan oleh si pengamat,oleh karena itu si pengamat haruslah orang yang benar-benar menguasai jenis dan sebab serta tingkat penanganan yang dibutuhkan dari kerusakan-kerusakan yang timbul.
Kinerja perkerasan merupakan fungsi dari kemampuan relatifnya untuk melayani jumlah arus lalu lintas pada suatu periode masa tertentu sesuai dengan umur rencana.Diperlukan suatu mekanisme pengukuran yang dapat menggambarkan kondisinya pada suatu saat tertentu sehingga dapat dipergunakan antara lain program pemeliharaan dan perbaikan.Pengukuran menggunakan system obyektif yang dapat digunakan untuk mengkuantifikasi kondisi perkerasan dan kinerja.Sitem ini digunakan untuk membantu dalam menetapkan beberapa jenis keputusan atau jenis perlakuan yang akan dilakukan (Hick and Mahoney,1981) dalam upaya mempertahankan tingkat layanan yang diharapkan.Keputusan atau penetapan yang dapat diambil adalah sebagaimana diuraikan berikut ini :
1.      Menetapkan prioritas pemeliharaan.Jenis dan kondisi data seperti kekasaran permukaan, kerusakan permukaan, dan lendutan digunakan untuk menentukan dan menetapkan program kegiatan atau segmen jalan yang sangat memerlukan tindakan pemeliharaan dan peningkatan.Setelah seluruh jenis dan kondisi diperoleh dan dapat diidentifikasi,berdasarkan temuan tersebut dapat ditetapkan segmen-segmen jalan yang rusak dan evaluasi lebih lanjut untuk mempertimbangkan dan memilih strategi perbaikan yang diperlukan dan tepat sasaran.
2.      Memperhitngkan strategi pemeliharaan dan perbaikan.Data dari survey kerusakan perkerasan digunakan untuk melaksanakan kegiatan fisik berbasis program tahunan,seperti strategi yang tepat untuk dilaksanakan sebagai bagian perbaikan (penambalan,pelapisan ulang atau pendaur ulangan)dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi perkerasan yang dihadapi.
3.      Perkiraan kinerja perkerasan.Data yang telah diperoleh seperti kekasaran permukaan,atau kombinasi peringkat berdasarkan prakiraan untuk masa mendatang yang dapat digunakan dalam kaitan dengan mempermudah atau membantu dalam penyiapan dan lokasi dana yang dibutuhkan,atau dapat juga digunakan untuk memperkirakan kondisi jaringan jalan untuk sesuai dengan lokasi dana terttentu yang tersedia.
      Kerusakan pada perkerasan kontruksi jalan dapat disebabkan oleh: 
      1.      Lalu lintas yang dapat berupa peningkatan beban dan repetisi beban.
     2.      Air yang dapat berasal dari air hujan,system drainase jalan yang tidak baik,naiknya air dengan sifat kapilaritas.
      3.      Material konstruksi perkerasan.Dalam hal ini dapat disebabkan oleh sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh system pengolahan yang tidak baik.
    4.      Iklim Indonesia beriklim tropis,dimana suhu udara dan curah hujan umumnya tinggi,yang dapat merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan.
    5.      Kondisi tanah dasar yang tidak stabil.Kemungkinan disebabkan oleh system pelaksanaan yang kurang baik,atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah dasar yang memang jelek.
     6.      Proses pemadatan diatas lapisan tanah dasar yang kurang baik.